SISTEM DISPERSI
Sistem dispersi adalah sistem dimana
suatu zat tersebar merata (fase terdispersi) di dalam zat lain (fase
pendispersi atau medium). Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputu-putus)
sedangkan medium disperse bersifat kontinu.
Berdasarkan ukuran partikelnya,
sistem dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu larutan, koloid, dan
suspensi. Secara aepintas perbedaan antara suspensi (sering disedbut suspensi
kasar) dengan larutan (sering disebut larutan sejati) akan tampak jelas dari
homogenitasnya, tetapi akan sulit dibedakan antara larutan dengan koloid atau
antara koloid dengan suspensi kasar.
1. Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi
terdiri dari beberapa jenis yaitu :
- Suspensi Oral
adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk
penggunaan oral.
- Suspensi Topikal
adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
- Suspensi Optalmik
adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel
yangterdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada
mata.
- Suspensi tetes
telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
- Suspensi untuk
injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
- Suspensi untuk
injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang
sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk
suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Salah
satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
1.
.Ukuran
Partikel
Ukuran
partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya
tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan
antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya.
Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan
linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas
penampangnya.
2.
.Kekentalan /
Viskositas
Kekentalan
suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin
kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat
dibuktikan dengan hukum ” STOKES”
Ket :
V = Kecepatan Aliran
d = Diameter Dari Partikel
p = Berat Jenis Dari Partikel
p0 = Berat Jenis
Cairan
g = Gravitasi
ŋ = Viskositas Cairan
3.
.Jumlah
Partikel / Konsentrasi
Apabila
didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel
tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan
antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya
endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel,
makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4.
Sifat /
Muatan Partikel
Dalam
suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan
yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi
interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam
cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka
kita tidak dapat mempengruhi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan
menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan
viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang
dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut
sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang
dalam air (hidrokoloid).
2. Larutan
Larutan
adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Misal : terdispersi secara molekular dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Karena
molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis
dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
Bila zat A
dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan menjadi tipe larutan sebagai
berikut:
1. Larutan
encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2. Larutan,
yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut.
3. Larutan
jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut
dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
4. Larutan
lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi
batas kelarutannya didalam air pada temperature tertentu.
Zat
pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat yang terlarut disebut solute.
3. Koloid
Koloid berasal dari kata “kolia”
yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Koloid merupakan suatu bentuk campuran
(sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran
partikel terdispersi yang cukup besar (1 – 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh
oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak
dijumpai pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki olehlarutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Bebrapa
koloid dapat terpisah bila didiamkan dalam waktu yang relatif ama meskipun
tidak semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan. Beberapa koloid
lain yang sukar terpisah misalnya lem, cat dan tinta.
Macam-macam koloid
Koloid memiliki bentuk
bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat
terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
·
Aerosol yang
memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair
disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat
terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
·
Sol Sistem
koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air
sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).
·
Emulsi Sistem
koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair
itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak
ikan).
·
Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi
dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran,
kosmetik dan lainnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar